Orang Ulu-Kayan Berasal dari Mana?
I. SEJARAH DAN PERJUANGAN
SUKU KAYAN
adalah Rumpun DAYAK KAYAN atau URANG ULU yang berasal dari perhuluan Sungai
Baram,SARAWAK – MALAYSIA. Ketika memasuki KALIMANTAN UTARA SUKU KAYAN pertama-
tama menetap didaerah APAU KAYAN, tepatnya didaerahSungai Kayan; dikarenakan
alasan perang antar suku dan mencari daerah baru yang masih subur, sekarang
SUKU DAYAK KAYAN tersebar di KALIMANTAN UTARA, KALIMANTAN TIMUR, KALIMANTAN
BARAT ( Tepatnya DI SUNGAI MENDALAM KAPUAS – HULU), SABAH DAN SARAWAK – MALAYSIA.
SUKU KAYAN
diyakini adalah masuk kedalam SUKU BANGSA DAYAK yang dari RUMPUN KENYAH – BAHAU
berasal dari SARAWAK.
Ketika
memasuki KALIMANTAN TIMUR, SUKU KAYAN pertama sekali menetap di APAU KAYAN,
dikawasan arus Sungai Kayan, karena alasan tertentu, seperti “PERANG” atau
“KAYAU” atau “PENGAYAUAN” antar Suku dan mencari lahan yang lebih subur, serta
kawasan asal ( APAU KAYAN ) yang sangat ketinggalan dan terisolir, mereka (SUKU
KAYAN ) meninggalkan APAU KAYAN yang telah mereka tempati lebih- kurang 300
tahun, dan bermigrasi menuju kedaerah- daerah yang lebih maju, agar bisa lebih
berkembang kehidupannya.
Dari situ
mereka menetap dikawasan arus Sungai Wahan ( daerah Suku Wehea) di Kabupaten
Kutai Timur, terutama didesa MIAU BARU semenjak tahun1969.
Dianggarkan
pada seratus tahun “KERAJAAN KUTAI MARTAPURA (KUTAI MULAWARMAN) SUKU KAYAN
belum memasuki KALIMANTAN TIMUR.
Kemungkinan
SUKU KAYAN ini termasuk salah satu suku yang belakangan memasuki PULAU
KALIMANTAN dariPULAU FORMUSA (TAIWAN).
SUKU KAYAN
(KAYAAN ) jugaterdapat di MENDALAM, KABUPATEN KAPUAS HULU – KALIMANTAN BARAT,
pada sekitar tahun 1863, dimana SUKU IBAN bermigrasi kekawasan hulu SUNGAI
SERIBAS (SERIBAEH) dan hulu SUNGAI REJANG ( BATANG RAJANG ) dan menyerang SUKU
KAYAN dari hulu Sungai- sungai terus maju keutara dan ketimur.
Perang dan
serangan Pengayauan mengakibatkan SUKU- SUKU DAYAK lain terusir dari areanya,
diantaranya adalah SUKU KAYAN yang kurang- lebih 1,4 % dari warga KUTAI BARAT.
A. ASAL – USUL SUKU DAYAK KAYAN
SUKU DAYAK
KAYAN adalah penduduk asli Pulau Kalimantan, yang mendiami wilayah bagian Timur
laut KALIMANTAN. Istilah “DAYAK” ditujukan untuk seluruh Penduduk asli
KALIMANTAN, sementara SUKU DAYAK KAYAN lebih sering menyebut diri mereka
sebagai “URANG ULU”, sedangkan bagi mereka sendiri istilah “DAYAK” ditujukan
kepada kelompok etnis lain, seperti ORANG IBAN atau ORANG BEDAYUH.
Populasi
SUKU DAYAK KAYAN diperkirakan bisa mencapai lebih dari 30.000 orang, atau
mungkin lebih yang tersebar didua Negara, di INDONESIA berada di KALIMANTAN
TIMUR dan KALIMANTAN BARAT dan di SARAWAK – MALAYSIA.
SUKU DAYAK
KAYAN dan KAYAAN ( MENDALAM) sering disebut sebagai SUKU DAYAK APO KAYAN.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh PARA PENELITI SEJARAH DAN ANTROPOLOGI
bahwa SUKU DAYAK KAYAN dan SUKU DAYAK KENYAH termasuk Suku tertua di Kalimantan
, yang telah menghuni PULAU KALIMANTAN sejak ribuan tahun yang lalu, atau
sebelum Masehi, yang diduga bermigrasi dari daerah Selatan China atau DAERAH
FORMUSA.
Ada satucerita
dalam masyarakatDAYAK KAYAN “Dikatakan bahwadahulu seorang Raja bernama “RAJA
ALALURA’ bersama pengikutnya datang dari TIONGKOK menaiki dua buh kapal menuju
sebuah Pulau Besar yang kini disebut Orang Barat Borneo yang kemudian menjadi
Kalimantan sejak ribuan tahun sebelum Masehi, yang berimigrasi dari daerah
selatan China atau mungkin dariFORMUSA.
DI PULAU
BESAR atau KALIMANTANkelompok ini berpisah, yang pertama menuju BRUNEI, inilah
yang dikatakan menjadi DAYAK KAYAN, sementara yang lain mendarat dicekungan
BARAM, menetap dan membangun pemukiman, yang kemudian dikenal sebagai ORANG
DAYAK KENYAH.
Hal ini,
mungkin disebabkan awal banyak ditemukannya persamaan antara SUKU DAYAK KAYAN
dengan SUKU DAYAK KENYAH.
Sedang
menurut pendapat lain, mengatakan bahwa perjalanan SUKU DAYAK KAYAN terjadi
dalam tiga gelombang, yaitu :
1.GELOMBANG PERTAMA:
GELOMBANG
PERTAMA ( Abad ke 15 ), APO DUAT (Nat Murut dan Baram Sungai ) danUSUN APAU
(BALUI dan TINJAR ).
2.GELOMBANG KE DUA:
GELOMBANG
KE DUA (Abad ke- 16 hingga abad ke- 18 ) APAU KAYAN, KAYAN RIVER, dan BAHAU
SUNGAI .
3.GELOMBANG KE TIGA:
GELOMBANG
KE TIGA ( Abad ke- 18 hingga abad ke- 20 ) MELINAU, SESAYAP, SEGAH,KELINJAU,
TELEN, WEHEA, BELAYAN, SUNGAI MAHAKAM dan MENDALAM ( KAPUAS HULU – KALIMATAN
BARAT).
Dikatakan,
pertengahan abad ke- 17 hingga abad ke- 19 kelompok DAYAK suka menyerang etnis
lain secarabrutal, dengan memburu Kepala (headhunter) atau AYAU KUNG –
PENGAYAUAN.
Mereka
menempati lahan baru dari Barat SARAWAK sampai ketimur laut KALIMANTAN,
menggusur penduduk setempat, dan memberi nama tempat tersebut untuk menandakan
kekuasaan mereka.
SUKU DAYAK
KAYAN bahkan terlibat perang (AYAU KUNG ) – PENGAYAUANdengan SUKU SULUK, SUKU
BAJAU dan SUKU DAYAK TIDUNG – SABAH.
Sedangkan
etnis lain yang bermukim disekitar wilayah MAHAKAM(Kalimantan ) ikut terdesak,
seperti : “SUKU DAYAK OT DANUM, DAYAK BUKAT, DAYAK PENIHING, DAYAK PUNAN, DAYAK
MURUT, DAYAK TUNJUNG, DAYAK BENUAQ, dan DAYAK MALOH” terpaksa harus mundur
kedaearah barat dan kewilayah KALIMANTAN TENGAH, untuk menghindari keberutalan
SUKU DAYAK KAYAN.
Sedangkan
yang bertahan, terpaksa harus tunduk dibawah kekuasaan kelompok SUKU KAYAN. Di
utara KALIMANTAN TIMUR suku DAYAK BERUSUK ( BERUSU’ ) dan DAYAK TENGGALAN
terdesak ketimur KALIMANTAN SELATAN setelah perluasan daerah kekuasaan kelompok
KAYAN.
Banyaknya
jumlah anggota kelompok KAYAN yang ahli perang, mobilitas tinggi, danSumber
Daya yang kaya; membuat kelompok KAYAN berkuasa mutlak di KALIMATAN TIMUR
selama 300 tahun atau tiga abad.
Tetapi
PEMERINTAH KOLONIAL BELANDAtidak mengakui mereka sebagai KERAJAAN YANG
BERDAULAT. Oleh BELANDA justru mereka hanya diangap sebagai SUKU PRIMITIF
karena tidak sebanding dengan KESULTANAN BRUNEI, KESULTANAN KUTAI, KESULTANAN
BULUNGAN, KESULTANAN BERAU dan KESULTANAN TIDUNG.
KELOMPOK
KAYAN terbagai atas tiga SUB SUKU menurut bahasa, yaitu :
1. SUKU DAYAK GAY/ MENGGA’ARAY
SUKU DAYAK
GAY/ MENGGA’ARAY, asal nama berasal dari pedang “GAY”, kata “GAY “ berarti
“MANDAU” yang digunakan dalam PENGAYAUAN. Versi lain menyebut nama “GA’AY “
berasal dari bahasa“KENYAH – LAPO TAU “ yang menyebut orang- orang itu “BA’AY”
yang berarti orang- orang yang tinggal dimuara Sungai.
2. PANJANG GLAT
PANJANG
GLAT, adalah dari LUNG HUVUNG LAMA dan KELIWAYSELOY/FALUN, dan BA’UN PANJANG
oleh SUNGAI KAYAN, seperti LONG WAY, LONG NAH, MELEAN, dan bentuk panjang OLEH
MULUT ANCOLONG tersebut. Panjang LA’AY dan AYAN PANJANG SUNGAI SENGAH.
3. ISTILAH KAYAN
ISTILAH
KAYAN yang berarti tanah kami, mereka hidup kebanyakan disekitar Sungai Baram ,
kelompok KALIMANTAN TIMUR yaitu “ UMA’ SULING, UMA” LEKAN, UMA’- UMA’ LEKWE,
UMA’ TUA’N, UMA’ UAK, UMA” LARAN, UMA” LEKAN dan lain- lain”.
Di
KALIMANTAN BARAT, di SUNGAI MENDALAMKABUPATEN KAPUAS HULU ada UMA’ AGING, UMA’
PAGUNG, dan lain- lain.
Di SARAWAK
mereka terdapat di SUNGAI BALUI, SUNGAIBARAM, SUNGAI TINJAR dal lain- lain.
Kelompok kecil ini menyebut dirinya ( KAYAN) BUSANG. Nama ini diadopsi sebelum
mereka pergi ke KAYAN APAU.
SUKU DAYAK
BAHAU, menurut DAYAK KENYAH kata itu BAHAU berasal dari bunyi “WAU” yang
berarti dataran tinggi, dimana mereka tinggal di BARAM HULU sebelum mereka
berimigrasi.
Kelompok
BAHAU terdiri dari : HWANG TRINO, HWANG SIRAU, HWANG ANA, HWANG BOH di MAHAKAM,
NAOREK lalu PUA’ di SUNGAI KAYAN dan SUKU MERAP di MELU=INAU dan SUKU MURUT.
Di MAHAKAM
terdapat dua kelompok KAYAN, yaitu : “SUKU DAYAK KAYAN AMOH (KAYAN SALAH) dan
SUKU DAYAK KAYAN LAAN ( KAYAN BENAR ) yang terakhir ini menyebut dirinya
sebagai SUKU DAYAK KAYAN.
B. LETAK GEOGRAFIS APO KAYAN
Secara
geografisAPO KAYAN dapat juga diartikan sebagai dataran tinggi yang berada
diperbatasan KALIMANTAN TIMUR dengan SARAWAK – MALAYSIA, termasuk dengan
KECAMATAN KAYAN HULU, KABUPATEN MALINAU KALIMANTAN TIMUR.
Daerah ini
memiliki ketinggian antara 450 sampai dengan 1.700 meter Diatas Permukaan Laut
(DPL ). Kini APOKAYAN banyak dipromosikan oleh DINAS PARIWISATA pemerintah
setempat (KABUPATEN MALINAU – KALIMANTAN TIMUR ) serta agen- agen Perjalanan
Wisata.
Menawarkan
destinasi wisata yang tergolong daerah terpencil menjadi daya tarik tersendiribagi
para wisata atau turis.
C. ADAT DAN BUDAYA
Keunikan
MasyarakatAPO KAYAN adalah, baik laki- laki maupun perempuan memakai
“TATAO”/PATAR, Masyatarat Dayak Kantu’ (dikaki dan tangan).Menurut kepercayaan
Nenek- moyang atau leluhur, aning- anting menandakan perbedaan antara Manusia
dan Binatang.
TATO (
PATAR : DAYAK IBAN ) menandakan derajat hidup; menurut mereka, semakin banyak
guratan tato ditubuh, semakin tinggi tingkat sosial di Masyarakat..
Namun, saat
ini, tradisi memakai anting dan tato sudah mulai ditinggalkan oleh para
generasi muda SUKU DAYAK APO KAYAN, pasalnya, mereka merasa malu berada
ditengah- tengah kemajuan zaman jika menerapkan tradisi tersbut.
D. SUKU- SUKU DALAM SUB SUKU DAYAK KAYAN
1. SUKU DAYAK KENYAH
a. KENYAH
b. KENYAH
BAUH.
c. UMA’
KELAP
d. LEPO
PAYAH
e. NYIBUNG/
SABAN
f. LEPO MAUT
g. MA LONG.
h. MA ALIM
i. LEPO KO
j. MA
BADANG
k. ULUN
MERAU
l. ULUN
m. LEPO TAU
n. LEPO
JALAN
o. LEPO
TUKUNG
p. LEPO AGA
q. LEPO
BAKUNG
r. LEPO BAM
s. BAKA
t. LEPO-
LEPO
u. LEPO
LISAN
v. LEPO
KAYAN
w. NYURE/
URIK
x. LEPO
KULIT.
2.DAYAK KAYAN
a.UMA’
PELIU
b. UMA’ PUH
c. UMA’
SAMUKA
d. UMA’
NAVING
e. UMA
LASUNG
f. UMA’
DARU
g. UMA’
PAKU
h. UMA’
BAWANG
i. UMA’
LEKEN.
j. UMA’
JUMAN.
3.DAYAK BAHAU
a. SAPUTAN
b. PNIHING
c. KAYAN
d. LONG
GLAT
e. MA’
SULING
f. LONG MAY
g. SEGAI
h .MODANG
i. MELARANG
j. MA’
BELUR
k. MA’
LOWANG
l. MA’
AGING
m. MA’
UVAANG HURAY
n. MA’
UVAANG MEKAN
o. UVANG
BOH
p. UMA’
MEHAK
q. UMA’
TELIBA.
LAIN- LAIN :
a. UMA
LEHAT
b. HWANG
ANA
c. HWANG
TING
d. MA’
PAGUNG
e. MA’ BAU
f. UVAN
DALI
g. UWANG
TRING
h. TANJUNG
LINGGAL.
II. KENYAH – KAYAN – KAJANG
KENYAH –
KAYAN – KAJANG adalah istilah yang mengacu pada kompleks kelompok budaya Sungai
yang tinggal di SARAWAK – MALAYSIA. KENYAH dan KAYAN adalah kelompok utama,
sedangkan KAJANGterdiri dari sejumlah Kelompok Kecil yang berasimilasi dengan
salah satu dari dua kelompok tersebut diatas.
Ada banyak
Sub Kelompok yang mengatas namakan KAYAYAN dan KENYAH. Juga,SUKU KAYAN tinggal
dibagian tengah sungai- sungai besar di KALIMANTAN TENGAH ( SUNGAI KAPUAS
KECIL), SUNGAI REJANG ( BATANG RAANG) dan SUNGAI BARAM di SARAWK – MALAYSIA.
Semantara SUKU KENYAH hanya tinggal didaerah saluran air APO KAYAN.
Komplek
secsrara keseluruhan menampati area dalam 0 derajat hingga 3 derajan N, dan 113
derajan hingga 116 derajat , 3 derajat Bujur Timur.
Pada tahun
1980, populasi KANYAH dan KAYAN sudah mencapai 28.925 jiwa, KENYAH dan KAYAN
tekait erat dengan bahasa AUSTRINESIA .
III. SEJARAH DAN HUBUNGAN BUDAYA
ORANG
KENYAH dan ORANG KAYAN menganggap kepata Sungai Kayan sebagai titik asal
mereka. SUKU KENYAH tamaknya menghuni KALIMANTAN TENGAH untuk waktu yang cuku
lama, sedangkan SUKU KAYAN dikenal sebagai kelompok yang berpindah pindah dan
penakluk, datang belakangan dari selatan dan timur.
SUKU KAYAN,
memperbudak dan mengasimilasi SUKU MURUT dan kelompok lainnya didaerah
tersebut. Pada awal abad ke- 20, REZIM BROOKE mengakhiri praktek PEPERANGAN –
PENGAYAUANyang dilakukan oleh orang- orang ini.
IV. PEMUKIMAN
Dikalangan
SUKU KENYAH, DESA tersebut terdiri dari SATU RUAH PANJANG adalah sebuah DESA (
yang mungkin berpenduduk 30 Jiwa sampai dengan 1.148 Jiwa) yang terdiri dari
sekelompok RUMAH PANJANG.
Setiap Desa
memiliki bagian Sungai sebagai wilayahnya sendiri. Akibat degradasi tanah,
sebuah desa akan bergerak disepanjang sungai, kembali setelah 12 sampai 15
tahun.
Rumah
Panjang KAYAN mengesankan kerana ukuran dan daya tahannya, mereka dibesarkan
diatas tiang Pancang ( awal sebagai strategi Perumahan ), dibuat dari papan
kayu Ulin ( Belian ) yang memungkinkan sepanjang 300 meter, yang masing- masing
dapat menampung 500 orang ( rata- rata 200 sampai 300 orang) .
Setiap
keluarga memiliki papan dan balok yang menjadi bagian dari RUMAH PANJANG, laki-
laki tidur diberanda, sementara Perempuan dan anak- anak ( Perempuan ) dan
Budak Perempuan yang belum menikah tinggal bersama keluarganya masing- masing.
V. EKONOMI
SUKU KAYAN
dan KENYAH ahli sebagai tukang kayu, tukang Logam dan ahli membuat Kano,Merak
berdagang Pisau dan Pedang yang terkenal di KALIMANTAN TENGAH.
Bagi ORANG
KENYAH, karet adalah tanaman komersial terpenting. Seorang individu KAYAN yang
membuka lahan hutan primer memiliki kepemilikan yang tak terbantahkan atas
lahan tersebut.
VI. KEKERABATAN
Terminonologi
kekerabatan bersifat bilateral, mencerminkan generasi, dan memiliki terminology
sepupu TIPE EKSKIMO. DESCENTbersifat bilaneal atau ambilineal.
Desa
cendrung- cendrung terkait terdiri dari orang- orang yang masih satu
kekerabatan. Bagi Orang KAYANsetiap Desa ( Uama’ ) memiliki istilah
“ARISTOKRATNYA” sendiri
VII. ORGANISASI SOSIAL POLITIK
KENYAH,
KAYAN danKAJANG hidup dalam masyarakat yang sangat terstratifikasi, BANGSAWAN
(IPUN URNA atau KETA’U) secara politik dominan dan bersekutu satu sama lain
melalui perkawinan diwilayah yang melintasi batas Suku dan Bahasa.
Kekayan
mereka berupa gong, Tasbih, dan guci, mereka juga mengontrol penggunaan Goa
Sarang Walet( yang diguanakan untuk makanan dan keperluan lainnya ).
Rakyat
biasa dan menengah ( Petani dan Pengerajin ) dikenal sebagai Panyun. Budak
(Lupau atau Lepen ) adalah keturunan tawanan perang.
KEPALA DESA
diambil dari keturunan Bangsawan, tidak ada kesatuanPolitik diatas tingkat
Desa, meskipun masa lalu Partai- partai perang besar/ Pengayauan, terdiri dari
orang- orang dari beberapa Desa diorganisir.
KEPALA SUKU
KAYAN juga menerima tenaga kerja geratis pertanian dari warga.
VIII. AGAMA DAN BUDAYA EKSPRESIF
Fitur
sentral dari kehidupan ini adalah MAMAT atau PESTA KEPALA yang sekarang jarang
terjadi, karena pengaruhAGAMA KRISTEN ( KATHOLIK dan PROTESTAN ). MAMAT
membutuhkan kepala baru, tujuannya termasuk pemurnian ritual, menandai
berakhirnya masa berkabung untuk kerabat yang telah meninggal dunia, atau juga
menyelesaikan rumah panjang.